DPP ASPEKINDO Provinsi Riau Menggelar Focus Group Discussion

Pekanbaru, membacabangsa.co.id - DPP ASPEKINDO Provinsi Riau mengelar acara FGD (Focus Group Discussion) melalui Virtual aplikasi zoom meeting, Dengan Tema Rantai Pasok Jasa Konstruksi untuk Mendukung Rencana Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara, Jumat (10) 7/20).
Dalam acara tersebut turut hadir Ketua DPN Aspekindo yang diwakili oleh Bapak Wuryanto, SE beserta jajaran DPN Aspekindo dan DPN ASDAMKINDO, Kadis PUPR Provinsi Riau diwakili Ir. Ali Subagyo, MT Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau selanjutnya hadir Ketua DPP Aspekindo Prov. Kepri, Ketua DPP Aspekindo Prov. Jambi, LPJK Provinsi Riau yang diwakili oleh Manager umum Khaidir Idrus, S.Ip. M.Si Ketua DPK Aspekindo se-Provinsi Riau dan Anggota BUJK DPP Aspekindo Provinsi Riau beserta undangan lainnya.
Sebagai informasi, pemindahan Ibu Kota DKI Jakarta ke suatu tempat di luar Pulau Jawa bukanlah gagasan baru, bahkan Presiden Pertama RI Ir. Soekarno sebelumnya sudah mengantisipasi pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Namun, rencana tersebut tidak berhasil dilaksanakan karena transportasi dan infrastruktur belum mendukung. Selain itu, Soekarno ketika itu fokus pada penyiapan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta sehingga ide tersebut terhenti.
Ketua umum DPP Aspekindo Riau, BENG SABLI dalam sambutannya diacara FGD tersebut menyampaikan, Dalam rangka melaksanakan pemindahan ibukota Ada beberapa aspek untuk dapat diperhatikan bagi ibu kota baru mulai dari sosiologi, masalah lingkungan, kebencanaan, social politik, ketersediaan air, kondisi tanah gambut, serta masalah rantai pasok kostruksi dan lainnya, "terang Beng Sabli.
Dalam lingkup Negara Indonesia, letak Kalimantan Timur merupakan titik sentral kepulauan Indonesia. Selain itu, Kalimantan Timur dekat dengan Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Singapura, Cina, dan Jepang. Hal ini akan menjadi latar belakang utama yang dapat mendorong investor dan perusahaan multinasional dalam negeri maupun luar negeri membangun pusat logistik mereka di Pulau Kalimantan.
Lanjutnya, Dampak pembangunan tersebut terserapnya tenaga kerja dan menipisnya kesenjangan pendapatan per kapita Indonesia. Berpindahnya Ibukota Indonesia, membuat kredibelnya strategi pembangunan yang akan dilakukan oleh perusahaan nasional dan internasional. Pembangunan logistik dan rantai pasokan pun akan semakin efisien dan efektif, terlebih pulau Kalimantan merupakan lokasi strategis Indonesia dan dunia, "jelasnya.
Semua ini akan bermuara pada pemerataan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Dengan upaya pemerintah dan seluruh pihak yang berkepentingan melakukan pemindahan ibu kota baru kekalimantan ini saya kira merupakan langkah yang tepat dalam rangka mengurangi persoalan yang dihadapi di DKI Jakarta saat ini, sehingga kedepan diharapkan juga adanya pergerakan positif bagi perekonomian Indonesia secara menyeluruh, pemerataan pembangunan yang lebih baik dan meningkatan ekonomi secara nasional, "tutup Beng Sabli.(Romi)
Komentar Via Facebook :