JANGAN MARGINKAN KAUM MINORITAS DI PILKADA 2020 BENGKALIS
Bengkalis, membacabangsa.co.id - Implementasi UU 6 tahun 2020 tentang Penetapan Perppu 2 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga UU 1 tahun 2015 tentang Pilkada Serentak mulai terasa hiruk pikuknya disetiap sudut kampung dan disetiap pojok kota.
Mulai dari "aturan main" berkampanye hingga standar protokol kesehatan menyikapi pandemi Covid-19 telah diatur dan dijalankan oleh para paslon dan tim pemenangannya masing-masing. Meskipun terkadang masih terlihat ada saja yang melanggar aturan, khususnya aturan memakai masker dan jaga jarak.
Seperti biasa di setiap pemilu bisa dipastikan ada saja rasa kecewa masyarakat terhadap pasangan calon (paslon). Namun uniknya pilkada di Kab. Bengkalis rasa kecewa masyarakat ini justru kepada semua paslon pilkada karena program-program unggulannya terkesan kaum agama minoritas masih kurang diperhatikan, hal ini disampaikan oleh penasehat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Komisaris Cabang Pemuda Katolik (OKP KOMCAB PK) Kabupaten Bengkalis, Victor Anderson Tumangkeng, kepada redaksi membacabangsa.co.id via whatsapp kamis (1/10/20) malam.
"Kita melihat komunitas minoritas terkesan dimarginkan, hal ini dapat terlihat di program para paslon hanya berkutat diseputar ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Ironisnya program yang peduli dengan kebutuhan agama minoritas sepertinya tidak ada", ungkap Victor dengan nada kecewa.
"Contoh yang bisa dilihat bahwa soal Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gereja. Khusus gereja Katolik yang ada di tiga (3) kecamatan di Duri saja ada tiga puluhan gereja Katolik dan masih banyak tidak dapat mengurus IMB karena kurang pedulinya pemerintah. Ini berpotensi menjadi krisis sosial," papar pria jangkung ini.
Lanjutnya, "belum lagi soal guru agama Katolik. Saya masih melihat ada guru agama Katolik yang tidak mendapat honor dari Pemerintah dan tumpang tindihnya siapa guru agama Katolik untuk tingkat SD, SMP dan bahkan sampai SMA. Pemda Bengkalis menyiapkan guru agama yang masih kita pertanyakan apa agamanya untuk mengajar siswa siswi yang beragama Katolik. Ingat, ada enam (6) agama yang diakui oleh negara dan diantaranya Protestan dan Katolik. Jelas ini ada perbedaan disisi kurikulumnya. Ironisnya bertambah dengan adanya honor untuk guru agama yang disiapkan pemda sementara guru agama Katolik tidak yang mengajar tidak mendapatkan honor dari pemda."
Dihari Kesaktian Pancasila hari ini Victor mengajak para paslon yang ikut dalam kontestasi pilkada Kab. Bengkalis tahun 2020 dan seluruh masyarakat Kab. Bengkalis untuk menjaga kesaktian Pancasila dengan cara mengamalkan Pancasila. "Hari ini tepat tanggal 01 Oktober 2020, tepat pula 55 tahun kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Jangan hanya dengan seremonial saja tetapi amalkan lima sila ini maka dengan begitu kita ikut menjaga kesaktian Pancasila," tutupnya dengan kepalan tinju dan
berbaju Burung Garuda Pancasila.
Editor : Romi


Komentar Via Facebook :