TERNAK AYAM BROILER ALA CLOSE HOUSE
Riau :Membacabangsa.co.id-
Di Indonesi daging ayam termasuk komoditas yang sangat digemari di kalangan konsumen. Selain proteinnya ,rasa, harganya yang relatif terjangkau, juga tergolong mudah diolah untuk berbagai makanan.
Permintaan daging ayam di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Khususnya saat mendekati hari raya, permintaannya bisa melonjak hingga puluhan persen. Termasuk di akhir tahun dan saat Natal .
Untuk itu bisnis ayam pedaging, selain peluangnya masih luas, juga menjanjikan keuntungan yang cukup . Untuk menunjang peningkatan produksi sangat dibutuhkan keuletan dalam merencanakan lokasi kandang, bahan kandang dengan sistem manajemen yang baik pula.
Menurut Depindo Ginting ,seorang peternak pemula yang saat ini dalam tahap pembuatan kandang sistem "Close House" di Desa Danau Lancang, kec Tapung Hulu, Kampar, mengatakan di balik keuntungan yang begitu menggiurkan, usaha ternak ayam broiler juga mempunyai resiko yang sangat tinggi.
Lulusan Fak. Peternakan Udayana ini menyatakan peternakan ayam broiler ala closed house, merupakan jawaban untuk menurunkan resiko namun membutuhkan dana cukup tinggi khususnya dalam pembangunan kandang dan alat untuk menunjang kinerja. Jika anda ingin membangun kandang dengan kapasitas 10.000 ekor ayam, estimasi biayanya antara 300 juta hingga 550 juta tandasnya.
Sementara untuk pengadaan COD (Chicken O Day),pakan, vaksin, vitamin, peternak dibantu oleh perusahaan rekanan.
Para peternak dengan Perusahaan Rekanan akan membuat kesepakatan dalam bentuk kontrak kerja, dimana si pemilik kandang sebagai penyedia kandang sesuai standard yang diinginkan Perusahaan Rekanan juga sebagai penyedia alat berupa mesin pendingin atau pemanas, tenaga listrik dan sebagainya yang dianggap perlu. Sementara Perusahaan Rekanan sebagai penyedia COD, pakan, vaksin dan tenaga PPL sebagai tenaga ahli dalam evaluasi pertumbuhan dan kesehatan ternak ayam. Perusahaan Rekanan akan menampung semua ternak ayam dengan harga yang telah disetujui dalam kontrak.
Keintungan para peternak diperoleh dari selisih biaya yang dikeluarkan (biaya pakan, COD, vaksin, biaya gas, listrik, air dan tenaga kerja, dan lain-lain, ) dengan biaya penjualan.
Depindo juga menambahkan, jika ada keinginan terjun ke bisnis ternak ayam broiler, sebaiknya ala "close house" yaitu secara tertutup.
Sistem ini didukung oleh tiga prinsip dasar yaitu
1. Ventilasi. Yaitu sebagai satu-satunya sumber sirkulasi udara yang masuk ke dalam kandang.
2. Blower. Yaitu sebagai satu-satunya sirkulasi udara buang dari dalam kandang,
3. Pemanas. Yaitu mesin yang digunakan untuk menaikkan suhu di dalam kandan.
Dari tiga prinsip dasar tersebut dapat dipastikan pertumbuhan dan kesehatan ayam akan lebih terjamin karena suhu dan kebersihan udara di dalam kandang lebih dapat dikontrol.
Depindo yakin bahwa peternakan ayam broiler ala "open house" akan beralih menjadi ala " Close house" sesuai dengan kemajuan jaman, katanya mengakhiri .
(I. Ginting)


Komentar Via Facebook :