PDIP Realistis Usung Duet CE Ratu

Jambi Membacabangsa.co.id - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto diapit Cek Endra dan Ratu Munawaroh Partai Banteng mengerucutkan dukungan ke pasangan Cek Endra - Ratu Munawaroh Zulkifli. kamis
(09/07/2020).
Pengalaman tersungkur dengan mengusung kader murni di sejumlah Pilgub, membuat partai ini mesti bersikap realistis. Kali ini, hitung - hitungannya lebih cermat. PDIP emoh kalah lagi. Lewat kader naturalisasi (Ratu Munawaroh), PDIP menarget kemenangan untuk jangka panjang. Merebut dua hingga tiga kursi DPR RI. Ratu akan menjadi magnet bagi PDIP, di masa mendatang,
“Kader atau dikaderkan bisa saja. Nomor satu atau dua tidak masalah, sepanjang untuk kepentingan masyarakat Jambi. Yang penting bagi kita adalah menang,” tegas Edi Purwanto, belum lama ini.
Sikap Edi itu memperteguh wacana yang berkerabat, bahwa PDIP akan bergabung bersama Golkar mengusung duet CE-Ratu,
Banyak yang terheran - heran dengan langkah Edi, kok lebih memilih Ratu ketimbang dua kader murni lain, semisal Abdullah Sani dan Saprial,
Dr Dedek Kusnadi MSi MM, Pengamat Kebijakan Publik menilai, tak banyak yang memahami langkah cerdas seorang Edi, mantan Presiden BEM UIN STS Jambi itu. Menurutnya, Edi punya perhitungan cermat dan matang kenapa mengusung CE-Ratu.
Selain menarget menang seperti yang kerap disampaikan Edi itu, kata Dr Dedek, sebetulnya ada alasan lain yang membuat PDIP terganjal mengusung Sani dan Saprial.
“Karena Haris - Sani diusung oleh PKS. Dengan PKS, PDIP tidak pernah akan ketemu, Dua partai ini jelas beda idiologinya. Satu Pancasila lurus. Satu Islam lurus. Jadi sulit menyatu, Coba bayangkan, hampir di semua level, dua partai ini bahkan menampakkan seterunya secara terbuka. Antar kader kerap saling olok - olok. Di sini masalahnya,”kata Dr Dedek.
Agak musykil, lanjut Dedek, Bu Mega akan membiarkan partainya berkoalisi bersama musuh bebuyutannya itu.
Bagaimana dengan Saprial?
PDIP juga punya alasan kuat kenapa meninggalkan Saprial, Dari riset sederhana yang ia lakukan, kata Dr Dedek, didapat informasi bahwa Saprial dianggap kader pembangkang.
“Saya sempat mewawancara beberapa internal PDIP, Hasilnya, Saprial dinilai tidak patuh terhadap keputusan partai, utamanya menyangkut Pilbup Tanjab Barat,”ujar Dr Dedek.
PDIP memang sudah menerbitkan rekomendasi untuk mengusung duet Mulyani - Amin di Pilbup Tanjab Barat. Sementara, hingga kini Saprial masih terus mendorong istrinya untuk berlaga lewat partai lain, Ketidakpatuhan Saprial terhadap perintah partai ini, boleh jadi membuat namanya tercoreng di mata PDIP.
Analisis Dr Dedek itu diperkuat oleh statmen internal PDIP. Saprial dinilai tak pernah serius berpartai.
“Dua periode menjadi Bupati tidak pernah mengantarkan dua kursi Tanjab Barat dan Timur untuk DPRD Provinsi Jambi. Di tingkat kabupaten memang selalu menang, tapi calegnya didominasi oleh keluarga. Tidak berbanding lurus dengan perolehan kursi DPRD Provinsi. Artinya Saprial hanya berjuang dan mementingkan kemenangan keluarganya ketimbang kemenangan partai,”jelas sumber PDIP itu.
Bergabungnya Ratu Munawaroh Zulkifli di PDIP, kata dia, akan membawa darah segar yang diyakini bisa membawa kemenangan, bukan saja di Pilgub, tapi di Pileg 2024 mendatang,
“Insyallah PDIP akan menarget 2 sampai 3 kursi DPR RI nantinya. Nalar dan strategi perang PDIP jarang meleset, Ini semata-mata murni perjuangan dan tidak pernah mengenal mahar dalam kandang banteng..!!!,”tegas orang dekat Edi Purwanto itu.
Begitupula dengan Cek Endra. Ia bukan orang asing di PDIP. Ketua Golkar Provinsi Jambi itu punya pengalaman mesra bersama PDIP. Dua kali menang di Pilkada Sarolangun, CE selalu berkoalisi bersama PDIP. Terakhir, CE menggandeng Hilalatil Badri sebagai wakil, yang tak lain adalah Ketua DPC PDIP Sarolangun.(nur)
Komentar Via Facebook :